Bangkit dari Kegagalan
Tapi Emy ternyata bukan orang yang pantang menyerah. Ia segera mendekati salah seorang petinggi partai yang terlihat gusar. Ia sampaikan rencana alternatif ke dua. Bisik punya bisik, petinggi tersebut menerima dengan baik ide dari Emy. Semua produk bazaar diborong dan disumbangkan untuk penduduk sekitar yang terkena banjir. Acara bazaar pun menjelma menjadi acara pemberian sumbangan kepada korban banjir.
Ilustrasi di atas adalah contoh kasar dari betapa perencanaan yang matang pun bisa gagal karena satu dan lain hal yang mungkin terjadi diluar dugaan. Padahal tidak ada seorang pun yang ingin gagal. Tidak terkecuali Emy. Sehingga tidak heran bila kadang kegagalan menjadi momok yang sangat menakutkan. Namun sebagai manusia biasa, kita tidak luput dari alpa ataupun kelemahan. Maka, sekali atau dua kali kita pasti mengalami apa yang disebut kegagalan. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi kegagalan tersebut.
Kegagalan bukanlah suatu kegagalan bila kita mau memperbaikinya – begitu kata orang bijak. Kegagalan acara bazaar yang dialami oleh Emy bisa kita sebut sebagai sebuah ketidak beruntungan. Namun Emy dengan jenius bisa merubah kegagalan tersebut menjadi kesuksesan.
Siapa yang tak kenal dengan ilmuwan besar Thomas Alpha Edison? Ia adalah penemu bola lampu. Tapi tahukah anda, sebelum ia sukses menciptakan bola lampu, ia harus melalui 999 kali percobaan yang kesemuanya gagal? Baru pada percobaannya yang ke 1000 ia berhasil. Bisa anda bayangkan bila Pak Edison ini bukan orang yang ulet, yang bila gagal ia tidak mau memperbaikinya untuk mendapatkan hasil yang terbaik, mungkin kita hingga kini tidak bisa menikmati terangnya lampu di malam hari.
Kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan.
Siapa yang suka brownies? Brownies awalnya adalah merupakan produk gagal dari cake chocolate. Alkisah seorang ibu muda bermaksud membuat cake chocolate untuk keluarga tercinta. Namun ternyata adonan cake chocolate yang dipanggangnya tidak ‘naik’ atau tidak mengembang. Dibuang sayang, cake chocolate bantet tersebut dicicipinya. Tak dinyana rasanya enak, maka jadilah brownies.
Renungan: Banyak orang bijak menjadikan kegagalan sebagai motivasi untuk mencapai kesuksesan. Saat mendapatkan kegagalan, mereka tidak hanya berpangku tangan menyesali diri namun bangkit untuk berusaha memperbaiki kegagalan tersebut hingga mencapai hasil yang diinginkan. Bagaimana dengan kita?
0 komentar:
Posting Komentar
Bebas yang penting sopan dan beretika.:)