Loading

AKU, DIARE dan SEKOLAH-ku (RiChO From Heart)

Pertama Aku sekolah di SMP Negeri 2 Sumenep, Aku angkatan 2003-2004, Aku bangga sekolah di SMP 2 Sumenep ! Karena waktu itu SMP 2 masih sekolah terfaforit di Sumenep, sebelum SMP 1 seperti sekarang ini. Waktu itu Aku duduk di kelas Ib, yang kelasnya di utara dan paling depan setelah kelas Ia, Aku punyak banyak temen baru disana , satu persatu kita saling kenal, semua mereka anaknya asyik, care dan rasa persahabatannya sangat kuat, pokoknya semua temen – temen baik sama Aku, begitu juga dengan guru-guru disana mereka baik sama kita, apalagi mereka Profesional dalam mengajar muridnya, Aku sangat menyukai SMPN2 Sumenep.
Selama di kelas satu Aku memang sudah punyak penyakit perut (diare), entah apa yang membuatku bisa seperti itu, sebenanya bukan waktu di SMP, Aku mulai merasakan sakit itu semenjak Aku duduk dibangku Sekolah Dasar. Aku sudah merasakan sakitnya perutku. Selama itu pun masih nggak terlalu membuatku sampek nggak masuk sekolah . Aku menganggap penyakitku itu hal yang normal aja . . . !!,
Begitu Aku naik ke kelas Dua, tepatnya aku duduk di kelas IIb, Aku masih terbayang – bayang akan sakit perutku itu, penyakitkun itu sangat menggangu sekolahku. Seringkali Aku nggak masuk sekolah karena sakit perutku itu, puncaknya Aku mulai tercompang – camping sekolah setelah semester dua (awal) Aku bisa nggak masuk berhari-hari, kadang masuk 2 hari dan bisa 2 minggu berikutnya Aku nggak masuk sekolah, Aku sering membuat keluargaku termasuk Mama yang paling sakit akan kondisiku sempat kubuat susah akan penyakitku itu. Mereka sangat kuatir dengan Sekolahku yang sering Aku tinggalkan. Disatu sisi Aku ingin masuk tapi kondisikulah yang membuatku nggak bias masuk. Sampek wali kelas dan guru BP datang kerumahku, sekedar menjenguk kondisiku dan mereka memberikan dispensasi pada Aku, mereka memberikan kelonggaran kalau Aku bisa masuk ke sekolah jam berapapun, karena beliau mengerti akan kondisiku itu.
Beberapa pengobatan sudah Aku jalani, mulai dari pengobatan tradisional sudah Aku coba, dan semua dokter di Sumenep sudah perna Aku kunjungi. Itu pun hasil tidak membuatku sembuh total. Tapi Aku dan orang tuaku tetap berusaha untuk kesembuhan ku, aku sangat bersukur mempunyai orang tua seperti mereka, mereka tidak ingin melihat Aku sakit, mereka semua ingin Aku sembuh, ya . . . tentunya semua orang tua juga melakukan hal yang sama, orang tua mana yang ingin melihat anaknya sakit. Melihat perlengkapan dan sarana medis di Sumenep masih belum memadai biasa dibilang masih dibawah standart, Aku mencoba periksa di Pamekasan, pertama Aku mendatangi rumah sakit umum Pamekasan, dari hasil laboraturium ternyata aku kekurangan cairan dan Aku disuruh opname disana. Aku sangat takut mendengar kabar itu, Orangtuaku berinisiatif untuk meng-opname Aku di rumah sakit Sumenep, alhamdulilah semua itu tidak terlaksana karena ada alternative lain yang Aku coba jalanin.
Dan tak berhenti disutu, pengobatan selanjutnya Aku coba ke dr. Dana beliau spesialis penyakit dalam, beliau buka praktek di Pemekasan, aku harus bersabar menuggu giliran, karena tak sedikit pasien yang berobat disana. pemeriksaan pertama aku diambil sample darah dan urin, dan dari hasil laboraturium semua bisa diketahui. Pulangnya dari sana beliau memberikan resep obat buat Aku, segerahlah orangtuaku menebus obat itu di apotik yang masih ditempat doker Dana, ya bisa dibilang apotik itu bekerja sama dengan dr. Dana. Pemeriksaan tak kurang dari 4x, dipemeriksaan ketiga dokter menyuruh supaya Aku di ronsen, tepatnya ke dr. Sardjono Utomo, S.Rad beliau sepesialis radiology, yang sekarang sudah menjadi Dirut R.S.U di Pamekasan, lagi-lagi Aku harus menuggu giliran untuk diperiksa, karena pasiennya juga tidak sedikit. Untuk mendapatkan nomor saja itu tidak mudah, setelah bersabar menuggu akhirnya sampailah giliranku, perasaanku waktu itu campur aduk, degdegan, palagi ini yang pertama buatku dan yang paling aku takutin, hasilnya takut mengecewakan, setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar-x, alhamdulillah hasilnya baik dan tidak terjadi kerusakan didalam organ tubuh Aku.
Selanjutnya hasil laboraturium tadi diserahkan ke dr. Dana, sebagai hasil akhir dari pemeriksaan. Setelah melihat hasil pemeriksaan yang dilakukan di dr. Sarjono, kemudian dr. Dana menyimpulkan bahwa tidak ada penyakit di tubuh Aku, penyebab Aku sering saki perut atau buang air besar ternyata hanya dari perasaan Aku saja. Kata beliau Aku terlalu memikirkan hal – hal yang berat dan kurangnya sifat keterbukaan dari Aku, perasaan nggak enak itu larinya keperut. Itu yang membuat Aku sring sakit perut berkepanjangan. Ternyata semua yang dikatakan pak dokter memang terjadi padaku, memang kalau boleh jujur aku orang terlalu memikirkan sesuatu yang belum aku jalani, palagi Aku type orang yang tertutup, jadi semua perasaanku itu larinya keperut, bias disimpulkan secara dangkal sakit perutku itu bukan dari penyakit melainkan hannya perasaanku saja yang membuat seprti itu.
Di akhir pemeriksaan, selain menyerahkan resep obat beliau menyarankan agar Aku dibawak ke Psikiater di Surabaya, supaya Aku dilatih kepribadian. Mendengar kabar itu membuat aku kaget dan bingung. Jujur Aku nggak mau kalau dibawak ke Psikiater, karena aku masih normal “belom gila” itu menurut pandangan Aku. Dan terakhir dari dr.Dana menyarankan supaya Aku istirahat dulu dirumah, ya . . .! bias dibilang Aku harus nggak masuk sekolah lagi. Dari surat keterangan yang diberikan untuk sekolah, ternyata Aku harus istirahat dirumah selama lebih dari satu minggu, itu waktu yang sangat lama buatku, takutnya Aku ketinggalan materi pelajaran disekolah . . .

 Baca Story… Hal 36

9 Babak Keidupan

What do you want to create?
Itu adalah pertanyaan pertama yang musti dijawab. Bebaskanlah ide, tetapi pilihlah dengan tegas.
Lebih tepat lagi, pilihlah salah satu dan mulailah tuliskan. Deklarasikan.
Kemudian pilihlah metode.
Gunakan salah satu metode mutakhir, 9 babak.
Kira-kira begini:

1. Buat permulaan dengan kejadian yang mengejutkan, yang menghebohkan, the shocking opening, or mysterious. semakin shocking/misterius semakin hebat

* Lha ini mirip mirip misalnya dengan adegan pembuka davinci code. Kurator museum mati. Wajah pembunuh tersembunyi. Ada teka-teki tersisakan [sesuatu yang dicari]
* Ato spiderman 3. Harry berkelahi dengan spiderman, harry hilang ingatan. Sandman kabur penjara menjadi sandman.
* Ato war of the world. Dunia menjadi sangat gelap, alien menguasai bumi
* ato Messenger. Sekeluarga pindah rumah desa, si kecil melihat misteri hantu

2. Pengenalan Tokoh/Karakter. Untuk selanjutnya memakai conto Spiderman 3.

* Baru kemudian disini dikenalkan satu persatu tokoh-tokoh yang akan mengisi cerita
* Yang protagonis [kalo pakai istilah kita]. Misal, Peter Parker muncul dengan dengan sepeda menjadi pengantar pizza, Mary Jane nyanyi di opera.
* Yang antagonis. Misal Harry mendapati warisan ayahnya. Sandman menggondol uang.
* Lebih bagus kalo ada satu ciri menonjol
* Tapi mesti ada yang disembunyikan [buat cadangan nanti ]

3. Mulai masuk babak konflik. Tokoh-tokoh menghadapi masalah

* Protagonis mengalami tekanan. Spiderman kehilangan Mary Jane, Mary Jane kehilangan pekerjaan. Peter kalah sama fotografer baru. Peter dapat penyakit Black Spider
* Antagonis diatas angin. Sandman merajalela. Hary menghancurkan emosi Peter.

4. Melarikan Diri, Pencarian, Pelarian

* Peter menenggelamkan diri dalam pengaruh Black Spider
* Merajalela membalas dendam.
* Meluapkan emosi, mabuk, menghancurkan karir Fotografer saingannya. Menghancurkan Hary

5. Belajar, Mengambil pelajaran

* Ditampar teman wanitanya
* Peter ketemu neneknya
* Mendapat petuah yang mendalam
* Kerinduan dari masyarakat akan Spiderman yang superhero
* Peter melepaskan diri dari Venom
6. Berani menghadapi kenyataan kembali. Menghadapi masalah lagi.

* Venom malah jatuh ke fotografer
* Menjadi makhluk mengerikan
* Sandman bersama Venom menyandera Mary Jane

7. Menyusun strategi. Tetapi gagal.

* Menemui Hary untuk membantunya
* Hary tidak mau karena masih dendam
* Menghadapi Sandman & Venom sendirian.
* Kalah, hampir mati.

8. Rencana Darurat

* Hary mendapat nasihat dari pembantu setia
* Hary sadar akan nilai mulia sahabat
* Hary muncul membantu Spiderman

9. Ending

* Spiderman menang
* Sandman dibiarkan pergi oleh Spiderman
* Hary mati dengan bangga dan senyum dipelukan sahabat-2nya

Yakinlah dan buatlah. Tanamkan dalam pikiran dan Tetapkanlah dalam hati. Mulailah menulis.
Kira-kira demikian....

9 Babak Keidupan

What do you want to create?
Itu adalah pertanyaan pertama yang musti dijawab. Bebaskanlah ide, tetapi pilihlah dengan tegas.
Lebih tepat lagi, pilihlah salah satu dan mulailah tuliskan. Deklarasikan.
Kemudian pilihlah metode.
Gunakan salah satu metode mutakhir, 9 babak.
Kira-kira begini:

1. Buat permulaan dengan kejadian yang mengejutkan, yang menghebohkan, the shocking opening, or mysterious. semakin shocking/misterius semakin hebat

* Lha ini mirip mirip misalnya dengan adegan pembuka davinci code. Kurator museum mati. Wajah pembunuh tersembunyi. Ada teka-teki tersisakan [sesuatu yang dicari]
* Ato spiderman 3. Harry berkelahi dengan spiderman, harry hilang ingatan. Sandman kabur penjara menjadi sandman.
* Ato war of the world. Dunia menjadi sangat gelap, alien menguasai bumi
* ato Messenger. Sekeluarga pindah rumah desa, si kecil melihat misteri hantu

2. Pengenalan Tokoh/Karakter. Untuk selanjutnya memakai conto Spiderman 3.

* Baru kemudian disini dikenalkan satu persatu tokoh-tokoh yang akan mengisi cerita
* Yang protagonis [kalo pakai istilah kita]. Misal, Peter Parker muncul dengan dengan sepeda menjadi pengantar pizza, Mary Jane nyanyi di opera.
* Yang antagonis. Misal Harry mendapati warisan ayahnya. Sandman menggondol uang.
* Lebih bagus kalo ada satu ciri menonjol
* Tapi mesti ada yang disembunyikan [buat cadangan nanti ]

3. Mulai masuk babak konflik. Tokoh-tokoh menghadapi masalah

* Protagonis mengalami tekanan. Spiderman kehilangan Mary Jane, Mary Jane kehilangan pekerjaan. Peter kalah sama fotografer baru. Peter dapat penyakit Black Spider
* Antagonis diatas angin. Sandman merajalela. Hary menghancurkan emosi Peter.

4. Melarikan Diri, Pencarian, Pelarian

* Peter menenggelamkan diri dalam pengaruh Black Spider
* Merajalela membalas dendam.
* Meluapkan emosi, mabuk, menghancurkan karir Fotografer saingannya. Menghancurkan Hary

5. Belajar, Mengambil pelajaran

* Ditampar teman wanitanya
* Peter ketemu neneknya
* Mendapat petuah yang mendalam
* Kerinduan dari masyarakat akan Spiderman yang superhero
* Peter melepaskan diri dari Venom
6. Berani menghadapi kenyataan kembali. Menghadapi masalah lagi.

* Venom malah jatuh ke fotografer
* Menjadi makhluk mengerikan
* Sandman bersama Venom menyandera Mary Jane

7. Menyusun strategi. Tetapi gagal.

* Menemui Hary untuk membantunya
* Hary tidak mau karena masih dendam
* Menghadapi Sandman & Venom sendirian.
* Kalah, hampir mati.

8. Rencana Darurat

* Hary mendapat nasihat dari pembantu setia
* Hary sadar akan nilai mulia sahabat
* Hary muncul membantu Spiderman

9. Ending

* Spiderman menang
* Sandman dibiarkan pergi oleh Spiderman
* Hary mati dengan bangga dan senyum dipelukan sahabat-2nya

Yakinlah dan buatlah. Tanamkan dalam pikiran dan Tetapkanlah dalam hati. Mulailah menulis.
Kira-kira demikian....

Bekerja Keras

sukses, sebuah kepastian untuk mati. mengapa kita masih berdiam diri di sini dengan bimbang?
Monday, June 20, 2005
Bekerja Keras
Apa yang dikatakan orang tentang perlunya bekerja keras untuk mencapai tujuan adalah sesuatu yang benar adanya. Tidak ada yang tersedia secara cuma-cuma di dunia ini. Apa yang diinginkan haruslah diusahakan dengan penuh cucuran keringat dan pusingnya pikiran.
Kadang-kadang dalam waktu yang lama atau cepat saja. Memang kebanyakan orang mudah terperdaya oleh kelimpahruahan yang diterima oleh orang lain yang dia baca dari berita-berita atau iklan-iklan di tv dan koran, serta mudahnya orang lain mendapatkan kemewahan dunia yang banyak. Padahal tidak mesti yang sesungguhnya seperti yang nampaknya. Sebagian mereka memang mudah sekali memperoleh semuanya, sebagian dengan cara menipu dan berlaku curang, sebagian memang memperoleh jalan yang mudah saja. Sebagian yang besar lainnya sesungguhnya malah melakukan usaha-usaha yang benar-benar berat dan lama, hanya saja tidak nampak bagi kita prosesnya itu. Yang nampak bagi kita hanyalah hasilnya yang menjulang sekarang ini.
Mereka adalah orang-orang yang bekerja keras dan mengorbankan banyak hal untuk menempuh jalan yang berat dan sulit, menyisihkan keinginan untuk bersenang-senang meski mereka mungkin bisa, memilih menghabiskan waktu untuk kegiatan yang produktif dan melakukannya secara konsisten. Beberapa orang dari mereka berada di dekat kita hidup, berada di antara kita. Hanya kita jarang memperhatikannya atau tidak mau memperhatikannya. Lalu setelah orang-orang tersebut mencapai suatu tingkat keberhasilan yang tidak kita bayangkan dapat dicapai oleh mereka, kita menjadi terhenyak dan tersilap, dan pikiran kita dipenuhi oleh prasangka yang sebagian besarnya bersifat buruk tentang mereka.
Kita kadang-kadang bersikap dan berkeinginan menjadi Tuhan atau menyerupaiNya (Subhanallah, Maha Suci Dia Yang Tiada Serupa). Sikap dan keinginan kita yang demikian itu kadang memang tidak kita sadari hadir di dalam diri kita. Kita menunjukkannya dengan menggampangkan sesuatu, meremehkan sesuatu, dan malas mengerjakan sesuatu yang orang lain mengerjakannya dengan susah payah. Malas bekerja, tetapi pada saat yang sama mengangankan bahwa semua itu dapat kita peroleh seketika, bahwa pekerjaan yang menumpuk bisa kita selesaikan seketika. Kita kadang lupa bahwa sebagai manusia kita mesti menjalani hidup manusiawi dan menjalani dunia manusiawi yang memang lambat dan berlangsung gradual, bertahap sedikit demi sedikit untuk menuju kepada sesuatu yang final, sesuatu yang selesai, sesuatu yang ada.

Duhhh . . .

hemmm . . . mana yc . . .

wahhhh . . . mana . . .

heal the world

welcome . . .

CERITA HUMOR

Mahasiswa yang baru lulus dan kepepet harus cari kerja memang banyak akalnya. Ini adalah kisah nyata tentang seorang mahasiswa yang baru lulus dan berhasil mendapatkan pekerjaan bergengsi dengan gaji lumayan di sebuah instansi pemerintahan yang terkemuka.

Sebut saja namanya Wawan(bukan nama sebenarnya). Sewaktu mahasiswa, ia tidak pernah membayangkan mampu bekerja di instansi pemerintahan tersebut dan duduk nyaman di kursi kantornya yang ber-AC serta sering dinas ke luar kota dengan fasilitas menginap di hotel berbintang.

Ketika ditanya temannya bagaimana caranya mendapatkan pekerjaan tersebut, padahal pelamar posisi pekerjaan tersebut pasti banyak, Erwin pun menjelaskan tips dan triknya, "Kalau melihat lowongan kerja tertempel di kampus, segera copot dan amankan, maka pasti hanya kita yang melihat lowongan tersebut dan kita pun bisa melamar tanpa saingan sehingga lamaran kita pasti diterima".

Wah, pantes aja diterima kerja, nggak ada saingannya sih.

.waduuuuhhhhhh . . . .

.duh bsok . . .
.dah kluar hslx . . .

zwani.com myspace graphic comments
Myspace Comment Me Graphics


.wah bkin aku dagdigdug . . .
.duhhh . . .

Meningkatkan percaya diri

Dari data penelitian, ditemukan banyak faktor yang menjadikan kendala seseorang enggan untuk menjadi penyeru kebaikan. Antara lain, kurang percaya diri, kemudian disusul tidak adanya skill. Kalau kita runut, keduanya mempunyai korelasi yang sangat erat. Sebenarnya akar masalah orang yang tidak percaya diri terletak pada skill (keterampilan). Dan, skill utama bagi seorang penyeru kebaikan terletak pada kemampuan penguasaan materi, pemahaman terhadap nilai-nilai yang disampaikan, serta penguasaan skill penyampaian.

Untuk menumbuhkan ketiga hal tersebut perlu sebuah usaha pembiasaan. Dan untuk menjadikan hal itu sebagai sebuah kebiasaan dalam diri seseorang secara permanen, maka perlu ditanamkan beberapa faktor: Pertama, paham. Tanpa pemahaman yang utuh, orang tidak akan dapat bekerja dengan ikhlas, lemah produktiftas, dan tidak akan tahan lama. Kedua, memiliki skill. Orang yang tidak memilki skill biasanya akan bekerja dengan cemas dan minder. Ketiga, kemauan. Dengan kemauan, kita dapat beramal secara konsisten dalam rentang waktu yang lebih lama.

Ada beberapa kiat praktis untuk meningkatkan rasa percaya diri. Utamanya meliputi aspek kemauan, pemahaman serta keterampilan. Untuk memenuhi aspek kemauan, Anda perlu melakukan berbagai usaha. Antara lain:

1. Bekerjalah dengan Ikhlas. Yakinkan bahwa seluruh amalan baik akan mendapatkan pahala walau tidak enak untuk dikerjakan.

2. Kerjakan setiap aktifitas dengan penuh tanggung jawab, memiliki landasan nilai (vaIue) dan prinsip-prinsip yang kuat.

3. Milikilah kebiasaan menerima. Ini akan meningkatkan rasa memiliki.

4. Tingkatkan rasa tanggung jawab pribadi. Dengan itu, rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan problem umat akan tumbuh.

5. Miliki kebiasaan mempertahankan hak. Dengan cara mendorong sikap percaya diri untuk membela hak-hak kita yang hilang.

6. Milikilah kebiasaan hidup dengan tujuan. Tanpa tujuan yang kuat tak akan ada target dan kurang termotivasi untuk melakukan aktifitas yang baik sekalipun.

7. Memiliki integritas diri. Kekuatan utama bagi penyeru kebaikan terletak pada kekuatan integritas, yaitu kesatuan antara ucapan, statement tertulis dan tindakan kita.



Sedangkan untuk aspek pemahaman dan keterampilan, barangkali beberapa langkah berikut bisa Anda usahakan:

1. Milikilah catatan/referensi materi dan agenda yang rapi.

2. Siapkan materi yang akan disampaikan. Naik panggung tanpa persiapan, maka turun panggung penuh dengan kehinaan.

3. Bacalah buku-buku referensi, ini sangat membantu meningkatkan pemahaman.

4. Milikilah hafalan yang baik. Orang berbicara mengandalkan apa yang diingat.

5. Ambillah selalu kesempatan untuk tampil dimuka umum kapan saja. Sebagai latihan melancarkan kemampuan bicara dan kontrol diri.

6. Ikutilah beberapa pelatihan, semisal pelatihan Training for Trainer, atau sejenis pelatihan untuk pelatih dan fasilitator yang membekali skill mengajar.



Dengan kecakapan dalam bidang pemahaman dan keterampilan, ditambah kemauan yang keras, insya Allah usaha perbaikan, mengajak manusia ke jalan yang diridhai Allah akan punya hasil dan rentang usia yang panjang.



wallahu’alam



Bacaan lainnya:

Apa potensi saya?

Potensi vs impotensi

Seven habits

Energi ibadah

Morinda Citrifolia

Merajut Kepekaan Sosial sejak Dini

KURANGNYA empati kerap menyulut konflik. Komunikasi efektif membantu membangun empati anak sejak dini. Bagaimana membangun empati pada anak sejak dini?

Empati merupakan sikap atau perilaku memahami suatu permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara. Egois, cuek, dan tidak peduli merupakan cerminan dari ketiadaan empati, dan ini sering kali menjadi penyulut konflik.

Psikolog dari Universitas Airlangga, Iwan Wahyu Hidayat, mengungkapkan bahwa empati berbeda dengan simpati yang lebih merujuk pada ekspresi ataupun tindakan mengasihani seseorang. Menurut dia, empati merupakan upaya memahami posisi seseorang dan apa yang dirasakannya. Dengan kata lain, empati lebih dari sekadar rasa kasihan, karena di dalamnya terdapat makna untuk menghargai dan menghormati orang di sekitarnya.

Itulah sebabnya, bagi para orangtua, membangun pemahaman anak terhadap empati lebih penting artinya dibandinglan sekadar memberikan materi kepada orang lain (misalnya pada pengemis) hanya karena kasihan. Caranya bisa beragam dan akan lebih mengena bila si anak mengalaminya secara langsung.

Misalnya, merayakan ulang tahun bersama anak-anak panti asuhan, membagikan sembako pada para pengungsi bencana alam di tenda-tenda pengungsian, ataupun menyumbangkan alat baca-tulis pada anak-anak jalanan yang tinggal di kolong jembatan.

Pada dasarnya, setiap manusia dibekali sifat welas asih untuk saling membantu dan menyayangi antara sesama manusia, sesama makhluk hidup dan lingkungannya. Melalui kegiatan sosial tersebut, anak tidak hanya melihat potret kehidupan orang lain, tetapi belajar untuk peduli dan memahami bahwa banyak anak-anak yang tidak seberuntung dirinya. Dengan begitu, empati dan kepekaan sosialnya dapat terasah. Perlu diingat, empati amat erat kaitannya dengan kepekaan atau kecerdasan sosial sehingga perlu ditanamkan sejak kecil.

Kewajiban ini terletak di pundak orangtua selaku penanggung jawab penuh atas tumbuh-kembang putra-putrinya. Komunikasi efektif antara orangtua-anak begitu kerap didengungkan. Tentu bukan tanpa alasan, sebab cara orangtua membangun komunikasi dan hubungan dengan anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosional si anak dan terbawa hingga dewasa kelak. Untuk itu, orangtua harus menciptakan kedekatan dengan buah hatinya dari segala aspek, misalkan melalui kebiasaan curhatyang akan membangun dan meningkatkan kualitas interpersonal dengan lingkungan sosial yang lebih luas. "Bersahabat dengan anak adalah memungkinkan jika orangtua mau dan mampu mengembangkan empati terhadap suasana hati anak dalam skala yang terkecil sekalipun," ujar psikolog Tika Bisono MPsi.

Komunikasi yang efektif dapat mendorong terciptanya keterbukaan. Anak akan bersikap terbuka bila ada rasa aman dan nyaman yang terbangun dari kedekatan dengan orangtua dan rasa percaya diri anak. Padahal, kepercayaan diri akan terpupuk jika anak diberi kebebasan yang sesuai haknya, antara lain bebas mengemukakan pendapat, mengekspresikan diri, berasosiasi dan bermusyawarah, hak memiliki privasi dan hak diberi informasi.

"Kebebasan adalah dasar dari sifat mandiri secara emosional, dan ini perlu dipelajari secara aktifpartisipatif," ungkap pemilik Tibis Sinergi Consultant itu seraya menjelaskan bahwa partisipasi merupakan sebuah ekspresi dari kemampuan anak untuk berpikir dengan caranya sendiri, membagi ide, dan membuat putusan sendiri.

Namun, namanya juga anakanak. Mereka masih sangat hijau sehingga bimbingan dan arahan dari orangtua tetap mutlak dilakukan. Tak kalah penting adalah percontohan dari orangtua. Stephen Montana PhD dari Saint Luke Institute New Hampshire USA, mengemukakan bahwa filosofi becermin (mirroring) merupakan dasar dari pendidikan empati orangtua terhadap anaknya.

Ya, orangtua adalah cermin bagi si anak. Tanpa memandang baik atau buruk, anak akan meniru apa pun perilaku orangtuanya. Untuk itu, para orangtua hendaknya berlomba memperbaiki diri agar menjadi "cermin" yang bening bagi anak-anaknya.

Bebas tapi Bertanggung Jawab

Untuk menerapkan pola komunikasi efektif, orangtua perlu memahami tahap-tahap perkembangan. Menurut Tika Bisono, setiap tahapan membawa tuntutantuntutan "tugas perkembangan" yang harus dipelajari agar tidak menghambat proses perkembangan selanjutnya.

Tahapan tersebut umumnya dilalui dengan urutan yang sama bagi semua anak. Hanya, penerimaannya berbeda, ada yang lebih cepat atau lebih lambat. "Ada perbedaan-perbedaan individual antara anak dalam perkembangannya. Baik secara keseluruhan maupun aspek tertentu, seperti perkembangan intelektual, sosial, afektif, emosional," papar Tika.

Seiring tumbuh-kembangnya, anak pun "menuntut" kebebasan. Anak-anak punya hak dan kebebasan mengekspresikan rasa senang, ketakutan, marah, atau sedih. Adalah tugas orangtua untuk mengajari anak bagaimana mengekspresikan perasaannya dengan baik dan terkendali.

Empati dan kebebasan tentu ada hubungannya. Terkadang, ada anak yang mengekspresikan kebebasannya dengan marah-marah. Jika orangtua tak berusaha memahami penyebabnya, si anak bisa berubah menjadi ketakutan ketika ekspresi marahnya itu ditekan atau tidak diberi kebebasan.

Nilai lain yang terselip dalam aspek kebebasan adalah rasa tanggung jawab. Tak jarang, orangtua menuruti segala keinginan anak untuk memenuhi "tuntutan" si anak atas kebebasannya itu. Begitu pula dengan dalih kasih sayang, mereka membelikan aneka mainan atau barang yang diinginkan putra- putrinya. Perilaku demikian tentu tidaklah mendidik.

"Sebaiknya orangtua menyeimbangkan antara apa yang dapat dilakukan si anak untuk dirinya sendiri dan memilih apa saja yang boleh diberikan untuk mendukung kebebasannya itu," ujar Kristin Zolten MA dari Department of Pediatrics, University of Arkansas for Medical Sciences.

Seiring meningkatnya kebebasan, berkembang pula pemahaman anak akan tanggung jawab. Ketika dibelikan sepeda oleh orangtuanya, dia belajar bertanggung jawab menjaga sepedanya agar tidak rusak atau hilang.

Mengenal Cara Kerja Perasaan Lelaki

APAKAH otak lelaki kurang emosional lebih baik untuk membangun dan mempertahankan perkawinan? Benarkah demikian?

Penulis buku "the Mail Brain" Michael Gurian menjawab dengan matap," Ya". Gurian memberi alasan dasarnya atas jawaban positif ini dengan mengeksplorasi secara mendalam kecenderungan-kecenderungan biologis lelaki secara dalam kehidupan emosionalnya. Menurutnya, kecenderungan-kecenderungan biologis ini sama pentingnya kecenderungan-kecenderungan biologois perempuan.

1. Lelaki cenderung menangguhkan reaksi emosional.

Penelitian-penelitian belakangan menunjukkan bahwa lelaki membutuhkan waktu tujuh jam lebih lama daripada perempuan untuk memproses data-data emosi yang kompleks. Penelitian-penelitian terbaru tentang saraf menguatkan fakta bahwa mengingat kondisi biologis otak lelaki "reaksi yang lambat" merupakan bagian dari cara kerja perasaan lelaki. Perempuan, tentu saja, juga dapat menunda reaksi-reaksi emosionalnya, dan lelaki pun dapat menunjukkan reaksi-reaksi emosional secara sangat cepat. Akan tetapi secara umum, hal-hal berikut ini benar:

- Lelaki tidak akan segera mengetahui apa yang dirasakan ketika dia sedang merasakan, dan dia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahaminya.

- Lelaki tidak dapat mengungkapkan perasaanya ke dalam kata-kata seketika itu, dan cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengungkapkannya kepada perempuan-jika dia memilih cara verbal.

2. Lelaki cenderung mengedepankan emosi fisik daripada emosi verbal.

"Perempuan lebih banyak berbicara, lelaki lebih banyak bertindak." Ini ungkapan klise tetapi seringkali benar. Perempuan lebih suka duduk dan berbicara, sedangkan lelaki lebih suka berolah fisik. Sebagian lelaki terkadang suka membicarakan perasaannya, tetapi tentu saja tidak selama perempuan ketika membicarakabnnya. Semakin banyak kandungan hormon testosteron pada lelaki (atau perempuan), semakin spasial dan fisikal proses emosionalnya. Semakin banyak kandungan hormon esterogen/progesteron dalam sistem otak lelaki, semakin banyak proses verval-emosinal yang dilakukannya, dan makanya dia semakin cenderung mengumbar kata-kata. Akibat olah lelaki menanggapi stimulus emosional dengan proses fisik-terutama karena otak lelaki cenderung melakukan proses ini dalam mengirim lebih banyak sinyal emosi ke batang otak-dia lebih mungkin merespons sebuah perasaan secara fisik. Hal ini dapat terjadi seperti berikut ini:

- Jika lelaki merasa disakiti, dia lebih mungkin mengespresikan kesakitannya dengan memukul sesuatu.
- Jika lelaki merasa tegang, dia lebih mungkin mengendurkannya dengan melakukan aktivitas fisik.

3. Ketika memproses perasaan, lelaki mengenakan topeng.

Disinilah pentingnya kemampuan perempuan dalam membaca isyarat-isyarat topeng" lelaki. Mengingat kondisi biologis otaknya, lelaki lebih sulit mengungkapkan perasaanya daripada kaum perempuan. Dengan ukuran corpus callosum yang lebih kecil, lelaki memindah-mindahkan perasaanya di pusat-pusat bahasa dalam otaknya tidak seperti yang terjadi dalam otak perempuabn.

Sewaktu lelaki merasakan sesuatu, sinyal perasaannya mulai bekerja di dalam sistem limbic lalu naik ke neokorteks. Sinyal ini akan naik lagi ke belahan otak kanan. Akan tetapi, ia akan berhenti dan hilang karena tidak diterima di sebuah pusat bahasa di belahan otak kiri. Dengan corpus callosum yang lebih kecil 25 persen daripada milik perempuan, otak lelaki lebih sulit menemukan sebuah jaringan lintas belahan daripada otak perempuabn. Oleh karena otak perempuan memiliki enam atau tujuh pusat bahasa di belahan kanan dan kiri, dan otak lelaki hanya memiliki satu atau dua pusat di belahan kiri, otak perempuan acapkali tidak membutuhkan lintas belakang untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya secara verbal.

Sampai di sini, otak perempuan mempunyai susana yang lebih baik untuk mengambil perasaaan ketika ia datang, memprosesnya, dan mengungkapkannya ke dalam kata-kata. Maka reaksi yang terlambat adalah sebuah adaptasi yang dilakukan lelaki untuk menutupi adaptasi lainnya.

Otak lelaki menyesuikan rendahnya kecepatan proses emosi dengan lebih menyembunyikan perasaannya. Ini menyebabkan otak lelaki lebih lama dalam memproses perasaan daripada yang diharapkan oleh lingkungan eksternalnya. Jika lelaki hidup dengan perempuan, dia mungkin tidak akan memproses perasaan-perasaan yang dirasakan oleh si perempuan. Otak lelaki akan kerapkali menyembunyikan perasaan orisional di balik perasaan semu, atau justru menghindarinya. Sampai batas-batas tertentu, setiap orang akan meyembunyikan perasaanya, dan lelaki jauh lebih sering memakai cara ini daripada perempuan.

Free Templates

Banyak sekali penyedia template baik itu free maupun yang premium [berbayar]

Kirim Pesan Pribadi Ke Saya !!!


Your Name
Your Email Address
Subject
Message
Code Verification
captcha
Please enter the text from the code:
[ Refresh Code ] [ What's This? ]
   

Powered byEMF Form Builder
WWW.RICHOKU.CO.CC
  • RICHO
  • PRESENTS
  • WIDGETS
  • TEMPLATES
  • WORM TECHNIQUES
  • INSPIRATIONS

About Me

Foto saya
http://go.richoku.com/tentang-richo

Mau Berlangganan Artikel Gak Penting Di Sini ...

Masukan Alamat Email Anda:

Berlangganan Artikel Via Email Gratis!

Recent Posts

”"
IP
free counters
Google Translate
Arabic Korean Japanese
Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German
Spain Italian Dutch

Categories